Sabtu, 27 April 2013

Nikahilah Wanita karena Agamanya


Yahya bin Yahya an Naisaburi mengatakan bahwa beliau berada di dekat Sufyan bin Uyainah ketika ada seorang yang menemui Ibnu Uyainah lantas berkata, “Wahai Abu Muhammad, aku datang ke sini dengan tujuan mengadukan fulanah -yaitu istrinya sendiri-. Aku adalah orang yang hina di hadapannya”.


Beberapa saat lamanya, Ibnu Uyainah menundukkan kepalanya. Ketika beliau telah menegakkan kepalanya, beliau berkata, “Mungkin, dulu engkau menikahinya karena ingin meningkatkan martabat dan kehormatan?”. “Benar, wahai Abu Muhammad”, tegas orang tersebut. Ibnu Uyainah berkata, “Siapa yang menikah karena menginginkan kehormatan maka dia akan hina. Siapa yang menikah karena cari harta maka dia akan menjadi miskin. Namun siapa yang menikah karena agamanya maka akan Allah kumpulkan untuknya harta dan kehormatan di samping agama”.

Kemudian beliau mulai bercerita, “Kami adalah empat laki-laki bersaudara, Muhammad, Imron, Ibrahim dan aku sendiri. Muhammad adalah kakak yang paling sulung sedangkan Imron adalah bungsu. Sedangkan aku adalah tengah-tengah. Ketika Muhammad hendak menikah, dia berorientasi pada kehormatan.

Dia menikah dengan perempuan yang memiliki status sosial yang lebih tinggi dari pada dirinya. Pada akhirnya dia jadi orang yang hina. Sedangkan Imron ketika menikah berorientasi pada harta.

Karenanya dia menikah dengan perempuan yang hartanya lebih banyak dibandingkan dirinya. Ternyata, pada akhirnya dia menjadi orang miskin.

Keluarga istrinya merebut semua harta yang dia miliki tanpa menyisakan untuknya sedikitpun. Maka aku penasaran, ingin menyelidiki sebab terjadinya dua hal ini.

Tak disangka suatu hari Ma’mar bin Rasyid datang. Kau lantas bermusyawarah dengannya.

Kuceritakan kepadanya kasus yang dialami oleh kedua saudaraku. Ma’mar lantas menyampaikan hadits dari Yahya bin Ja’dah dan hadits Aisyah. Hadits dari Yahya bin ja’dah adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi” (HR Bukhari dan Muslim).

Sedangkan hadits dari Aisyah adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perempuan yang paling besar berkahnya adalah yang paling ringan biaya pernikahannya” (HR Ahmad no 25162, menurut Syeikh Syu’aib al Arnauth, sanadnya lemah).

فاخترت لنفسي الدين وتخفيف الظهر اقتداء بسنة رسول الله – صلى الله عليه وسلم – فجمع الله لي العز والمال مع الدين
Oleh karena itu kuputuskan untuk menikah karena faktor agama dan agar beban 
lebih ringan karena ingin mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di luar dugaan Allah kumpulkan untukku kehormatan dan harta di samping agama. (Tahdzib al Kamal 11/194-195, Maktabah Syamilah).

Demikianlah nasehat dan petuah salah seorang ulama besar di zamannya, Sufyan bin Uyainah bin Maimun Abi Imran. Beliau lahir pada pertengahan Sya’ban tahun 107 H dan meninggal dunia pada hari sabtu tanggal 1 Rajab tahun 198 H.
Dalam nasehat beliau di atas bagaimanakah wujud nyata dari menerapkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Pilihlah yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi”. Namun banyak orang yang bangga dengan pendapatnya.

Kebahagiannya menurutnya adalah memiliki istri cantik, memiliki kelas sosial yang bergengsi atau mendapatkan istri yang kaya meski agama perempuan tersebut nol besar.

Tentang hadits di atas al Amir ash Shan’ani mengatakan, “Hadits ini menceritakan bahwa faktor yang mendorong laki-laki untuk menikah adalah salah satu dari empat hal ini. Faktor terakhir menurut para laki-laki adalah agama.

Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam malah memerintahkan para laki-laki jika sudah mendapatkan perempuan yang agamanya baik supaya tidak memalingkan hati kepada yang lainnya. Bahkan terdapat larangan menikahi perempuan bukan karena motivasi agama. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, al Bazzar dan Baihaqi dari Abdullah bin Amr, Nabi bersabda,
لَا تَنْكِحُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ فَلَعَلَّهُ يُرْدِيهِنَّ ، وَلَا لِمَالِهِنَّ فَلَعَلَّهُ يُطْغِيهِنَّ ، وَانْكِحُوهُنَّ لِلدِّينِ ، وَلَأَمَةٌ سَوْدَاءُ خَرْقَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ
“Janganlah kalian menikahi perempuan karena cantiknya. Boleh jadi kecantikan tersebut akan membinasakannya. Jangan pula karena hartanya karena harta boleh jadi akan menyebabkannya melampaui batas. Menikahlah karena agama. Sungguh budak hitam yang cacat namun baik agamannya itu yang lebih baik” (Namun hadits ini dinilai sebagai hadits yang sangat lemah oleh al Albani dalam kajian beliau untuk Ibnu Majah no 1859-pent)

Hadits di atas juga menunjukkan bahwa dekat-dekat dengan orang yang baik agamanya itulah yang terbaik dalam semua kondisi.
Dengan dekat-dekat dengan mereka kita bisa mengambil manfaat dari akhlak, berkah dan tingkah-laku mereka.
Terlebih lagi adalah istri karena istri adalah kawan tidur, ibu untuk anak-anak dan orang yang diberi amanah untuk menjaga harta dan rumah suami serta kehormatannya.

Yang dimaksud dengan ‘taribat yadak’ adalah tangan dilekatkan ke tanah karena miskin”(Subulus Salam 4/431-432). 

Kamis, 25 April 2013

Sedang Susah, Istri Shalihah Tetap Penyejuk & Penentram Suami


Al Ghumaisa binti Milhan nama wanita itu. Kita mungkin lebih sering memanggilnya dengan nama Ummu Sulaim.. Ia yang dinikahi Abu Thalhah Al-Anshari dengan mahar keislaman calon suaminya. Kisah agung pernikahan suci mereka berlanjut hingga saat mereka sudah dikaruniai putra.

Suatu hari, putra Abu Thalhah dan Ummu Sulaim sakit keras. Semakin hari semakin parah saja tampaknya, sedangkan Abu Thalhah harus tetap menjalankan usaha perniagaannya. Ia berangkat dengan hati yang berat. Tetapi istri tercinta menguatkannya agar menyerahkan semuanya kepada Allah. Dan ternyata, Allah berkehendak mengambil kembali anak kecil itu dari kehidupan Abu Thalhah dan Ummu Sulaim ketika sang ayah tak ada di rumah.

Ummu Sulaim berkata pada keluarganya, "Janganlah kalian memberitahukan kepada Abu Thalhah akan kematian putra kesayangannya. Biar aku yang akan menyampaikannya." Jasad sang putra pun ditempatkan di ruang tertutup. Kemudian Ummu Sulaim mengenakan busananya yang paling bagus. Dia merias dirinya secantik mungkin dan memasak makanan istimewa kesukaan Abu Thalhah. Ketika pulang, Abu Thalhah segera menanyakan bagaimana keadaan sang putra yang ditinggalkan dalam kondisi sakit.

" Ummu Sulaim menjawab,"Dia sekarang jauh lebih tenang daripada sebelumnya"

Jawaban ini sangat melegakan bagi Abu Thalhah, padahal yang dimaksud Ummu Sulaim 'lebih tenang dari sebelumnya' berbeda dari pemahaman Abu Thalhah. Karena merasa tenang, Abu Thalhah menyantap makanan yang telah dihidangkan oleh istrinya. Setelah itu sang istri memperlakukannya dengan sangat mesra layaknya pengantin baru. Lalu 'shadaqah' pun selesai ditunaikan Abu Thalhah, hingga ia merasa tenang dan tenteram. Luar biasa wanita ini. Ia pun sebenarnya dirundung duka begitu dalam, tetapi ia ingin agar beban kesedihan dan nestapa yang akan segera didengar suaminya agak terkurangi dengan sambutannya malam ini.

"Wahai Abu Thalhah..", kata Ummu Sulaim kemudian. "Bagaimana pendapatmu, sekiranya ada seseorang yang menitipkan amanah kepada orang lain untuk suatu masa tertentu. Kemudian ketika si pemilik itu hendak mengambil amanahnya kembali, patutkah orang yang dititipi itu keberatan?"

"Sebenarnya tidak boleh begitu", kata Abu Thalhah. "Ia wajib untuk segera mengembalikan amanah itu kepada pemiliknya dengan penuh keikhlasan. Bukankah barang itu memang bukan miliknya?"

Ummu Sulaim kemudian mengatakan, "Kalau begitu, ketahuilah bahwa putra kita adalah milik Allah yang dititipkan kepada kita. Ikhlaskanlah putramu, karena kini Sang Pemilik telah mengambil barang titipannya."

Abu Thalhah marah dan dongkol sekali. Bagaimana bisa tadi dia makan dengan sangat lahap kemudian bermesraan bagaikan pengantin baru padahal putra terkasihnya terbujur kaku di kamar sebelah. "Mengapa baru sekarang kau katakan? Mengapa sejak tadi kau diam saja? Sampai-sampai keadaan kita sudah seperti ini."

Paginya dengan menahan kesedihan, keharuan, dan kejengkelan pada istrinya, Abu Thalhah pergi menemui Rasulullah Shallallahu Alaihiwassalam. Dia laporkan apa yang telah dilakukan Ummu Sulaim kepadanya. Sungguh agung, Rasul mulia itu justru bersabda, "Pengantinkah kalian semalam? Mudah-mudahan Allah memberikan barakahNya untuk kalian berdua pada malam yang telah kalian lalui bersama."

Benarlah yang beliau sabdakan. Tak lama kemudian Ummu Sulaim mengandung dan ketika lahir, sang bayi ini diberi nama 'Abdullah.

Perawi hadits ini berkomentar, "Aku telah mendapatkan informasi bahwa 'Abdullah ibn Abi Thalhah ini memiliki sembilan orang putra yang kesemuanya adalah Qari' penghafal Al-Quran. Inilah barakah malam itu. Inilah yang dilahirkan oleh seorang wanita mukminah lagi shalihah."
(HR Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)  


Selasa, 23 April 2013

Cara Membackup Kontak BBM


BBM adalah salah satu aplikasi messenger unggulan dari ponsel besutan blackberry. Tanpa adanya fitur ini, mungkin ponsel blackberry hanyalah ponsel biasa yang mungkin tidak banyak yang menyukainya. Namun dengan adanya fitur BBM ini, ponsel blackberry menjadi banyak peminatnya karena ciri khas tersebut.


BBM sering sekali digunakan untuk bisnis dan juga sebagai hiburan atau entertainment. Pada aplikasi BBM, tentunya kita mempunyai kontak BBM tersendiri yang berbeda dari kontak ponsel blackberry. Jika kontak di BBM sudah banyak, tentunya kita tidak menginginkan kontak tersebut hilang. Untuk itu, kita perlu membackup kontak BBM agar kontak BBM kita mempunyai salinannya. Berikut ini adalah cara untuk membackup kontak BBM:

  • Buka aplikasi BBM anda. 
  • Kemudian silakan anda masuk ke menu options. Disana akan muncul beberapa pilihan. Untuk membackup kontak BBM, biasanya letak opsi backup berbeda-beda tergantung dari versi OS blackberry anda. 

  • Untuk OS blackberry yang lama, biasanya terdapat pada Options > Backup Management > Backup. Namun untuk OS yang baru biasanya sudah langsung terdapat pilihan backup kontak BBM di menu options. 
  • Jika muncul sebuah pilihan untuk membackup kontak, silakan anda pilih backup locally. 

  • namai backup kontak anda agar mudah pada saat ingin merestore kontak. 
  • Jika sudah, silakan anda klik Save. 
Nah, sekarang anda sudah tidak perlu khawatir lagi karena kontak BBM anda sudah aman. Seringlah membackup kontak anda jika kontak BBM anda mengalami penambahan agar kontak yang baru tidak hilang.


Cara Mengatasi BlackBerry Lemot


BlackBerry adalah ponsel besutan RIM yang masih banyak peminatnya sampai saat ini. Walaupun android sudah merajai dunia smartphone, akan tetapi ponsel BlackBerry masih ada saja peminatnya. Ini dikarenakan BlackBerry ini sangat cocok untuk kalangan pebisnis yang membutuhkan BBM atau juga kalangan orang biasa.

Masalah yang terjadi pada ponsel BlackBerry adalah terkadang ponsel ini mengalami penurunan kinerja. Ini bisa ditandai dengan semakin lamanya waktu membuka aplikasi atau yang lainnya sehingga muncul jam pasir dengan waktu yang tidak sedikit. Untuk itu, kita perlu mengembalikan performa BlackBerry kita menjadi powerful kembali. Berikut ini ada beberapa cara untuk mengatasi BlackBerry yang lemot.




  • Uninstall aplikasi yang jarang dibuka dan jarang digunakan. Aplikasi yang terinstall memang menjadi factor utama performa BlackBerry. Apabila aplikasi pada ponsel BlackBerry anda sudah banyak, maka ponsel akan menjadi lemot. Untuk itu, anda bisa menghapus aplikasi yang berat dan juga jarang anda gunakan. 
  • Jangan terlalu banyak mengikuti grup BBM. Ini juga akan menyebabkan BlackBerry menjadi lemot. Bergabunglah dengan grup BBM yang penting saja. 
  • Jika sudah selesai chat di BBM, sebaiknya anda tutup saja chat tersebut. Ini akan menjadikan performa BB menjadi kembali normal. 
  • Jika BlackBerry sudah dirasa semakin lamban, silakan anda clear log BB anda. 
  • Hapus cache pada browser. Ini akan membuat BlackBerry anda kembali normal. 
  • Simpanlah file gambar, music, dan yang lainnya kedalam memori eksternal agar memori internal ponsel menjadi lebih lega. 
Demikianlah beberapa tips yang bisa dilakukan agar mengatasi BlackBerry yang lemo t.

BANGSA PERTAMA KALI YANG KAFIR KEPADA NABI MUHAMMAD SALLALAHU ’ALAHI WA SALLAM.


Dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah 41 Allah menerangkan, bahwa Bangsa Yahudi/Bani Israil adalah bangsa yang pertama kali kafir kepada Nabi Sallalahu ‘Alaihi wa Sallam. "Dan berimanlah kamu kepada apa yang Aku turunkan yang membenarkan apa yang ada padamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kali kafir kepada-Nya dan janganlah kamu menjual ayat-ayat-Ku dengan harga murah, dan hanya kepada Akulah hendaknya kamu bertaqwa! Dalam ayat ini Allah berbicara kepada Bangsa Yahudi, sebagai bangsa yang telah sering kedatangan Nabi.

Bangsa ini menerima kitab-kitab suci dari langit, tetapi merupakan bangsa yang paling benci kepada orang-orang mu'min. Bangsa Yahudi diajak untuk menjadi orang pertama untuk beriman kepada Nabi Muhammad supaya bangsa-bangsa lain bersedia mengikuti jejaknya. Kepada bangsa Yahudi Allah berfirman supaya mereka beriman kepada Al-Qur'an sebagai pelaksanaan memenuhi janji kepada Allah. Hal ini menunjukkan bahwa memenuhi janji kepada Allah dengan mengikuti perintah dengan beriman kepada Al-Qur'an dan Nabi Muhammad adalah suatu tindakan lebih penting, dari lainnya.

Sebab langkah semacam ini merupakan dasar yang pokok dan tujuan utama.Al-Qur'an diturunkan untuk membenarkan keteranganketerangan yang tersebut dalam Taurat dan Kitab-kitab para Nabi sebelumnya. Perintah-perintah yeng tersebut di dalamnya yakni berupa ajakan bertauhid, meninggalkan perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan dengan terang-terangan maupun dengan tersembunyi, menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah perbuatan kemungkaran dan sebagainya yang membawa kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Ini sama dengan ajaran Musa dan para Nabi sebelumnya, karena semuanya itu tujuannya satu, yaitu menetapkan kebenaran dan memberi petunjuk kepada manusia serta melenyapkan kesesatan dalam aqidah.

Tetapi bagaimanakah sikap Bangsa Yahudi terhadap teguran Al-Qur'an ini? Mereka bahkan cepat-cepat bersikap kufur kepada Al-Qur'an. Padahal seharusnya mereka berada pada barisan depan untuk beriman kepada Nabi Muhammad dan Al-Qur'an ini. Karena mereka telah mengetahui kebenaran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdasarkan keterangan Kitab-kitab suci mereka, yang telah menyampaikan kabar kedatangan Nabi akhir zaman. Dalam buku-buku tarikh dijelaskan, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang hijrah ke Madinah, kaum Yahudi Madinah mendustakannya. Kemudian langkah mereka ini diikuti oleh orang-orang Yahudi Bani Quroidhah, Bani Nadhir, Yahudi Khoibar dan meluas kepada golongan Yahudi lain-lainnya.
Terhadap sikap mereka yang kufur ini, maka Allah kemudian memperingatkan secara keras dengan titah-Nya: "Janganlah kamu bersikap mendustakan kenabian Muhammad dan kitab suci yang dibawanya serta menolak petunjuknya, karena ingin menukar dengan kesenangan dunia yang sedikit".

Para pendeta dan pemimpin Yahudi karena ingin memperoleh pengaruh, harta, pangkat dan kedudukan di mata rakyatnya. Mereka mendustakan kebenaran Nabi. Sedangkan golongan awam bangsa Yahudi menolak kebenaran Nabi Muhammad, karena ingin mendapatkan kasih sayang dari para pemimpin. Ingin memperoleh nasib baik dan takut menghadapi permusuhan dan kemarahan para pemimpin dan masyarakatnya. Sikap pemimpin dan masyarakat Yahudi mendustakan kebenaran Nabi Muhammad adalah perbuatan yang merugikan diri sendiri. Perbuatan mereka ini dikatakan menukar keridho'an dengan kemurkaan, rahmat dengan siksa baik di dunia maupun di akhirat.

Seharusnya memang Bangsa Yahudi sebagai bangsa yang menerima wasiat Nabi Musa dan Nabi Isa a.s. untuk beriman kepada Nabi akhir zaman menjadi pionir menyambut kebenaran Al-Qur'an, bukan menjadi pionir yang kafir kepada Al-Qur'an dan Nabi Muhammad.

Sumber

Tips Cara Mengatasi Sinyal SOS pada Blackberry


Untuk anda pengguna smartphone Blackberry tentunya sudah tidak asing lagi mendengar kata SOS. Hal itu yang mungkin saat ini sering anda alami atau yang sedang menjadi masalah bagi teman-teman pemilik Blackberry. Pada layar bagian atas sisi kanan terdapat ikon sinyal dan terdapat indicator jaringan yang menunjukkan jenis jaringan pada lokasi anda berada, namun juga terkadang indicator tersebut berubah menjadi SOS saat berada di tempat tertentu. 

 Indikator dengan tampilan huruf capital maka berarti layanan Blackberry siap dipergunakan sesuai dengan paket yang dipilih. Namun apabila pada indicator menunjukkan tampilan dengan huruf kecil maka berarti layanan Blackberry anda belum bisa digunakan tetapi masih bisa untuk melakukan telpon dan SMS. Yang paling menjengkelkan adalah bila pada indicator menunjukkan tanda SOS maka anda tidak dapat mengakses satupun dari layanan Blackberry anda yang terkait dengan koneksi operator, tentunya hal tersebut menjadi kendala bagi kita dalam berkomunikasi. 
SOS tidak hanya muncul saat kita berada didaerah yang jauh dari jangkauan kota, hal ini terkadang bisa juga terjadi ditengah kota. SOS kapanpun dan dimanapun dapat muncul mungkin karena salah satu penyebabnya yaitu kurang meratanya coverage 2G/3G operator. Bila SOS muncul saat anda berada ditengah kota langkah pertama yang anda lakukan adalah silakan restart Blackberry anda. Lakukan diagnostics test dengan host routing table. Bila tidak mempan berikut sedikit tips mengatasi SOS pada Blackberry :

Menu Options -> Advanced Options -> host routing table. 
Pilih ID dengan identitas baris tebal, kemudian tekan menu lalu pilih register now. Cara tersebut digunakan untuk melakukan PING terhadap server Blackberry. 
Menu Options -> Mobile network->Tekan tombol Blackberry, kemudian pilih diagnostics test. 

Silakan Tekan run sampai proses maintenance tersebut selesai, cara tersebut merupakan salah satu langkah untuk menyegarkan kembali Blackberry anda untuk menghindari terjadinya kelambatan pada smartphone anda. 
Demikian diatas sedikit informasi mengenai cara mengatasi sinyal SOS pada Blackberry yang sering kita alami. Semoga sedikit tips diatas dapat bermanfaat bagi kita semua.


Minggu, 21 April 2013

Kisah Mertua & Menantu


Seorang ibu tersenyum kepada istri anaknya setelah berlalu bulan madu keduanya.
Dia berkata, “Engkau telah membuat putraku rajin shalat ke masjid. Engkau berhasil dalam waktu 30 hari saja, padahal aku telah berusaha menasihatinya selama 30 tahun!”

Menantu itupun mengalirkan air mata…


Menantu itu berkata, “Apakah anda telah mengetahui wahai ibuku, kisah tentang batu dan harta?

Dikisahkan bahwasana ada sebuah batu besar yang menghalangi jalannya manusia.  Maka seorang laki-laki dengan sukarela berusaha memecahkan batu itu dan menyingkirkannya. Dia memukul batu itu dengan kapak hingga 99 kali, tapi batu itu tidak bergeming. Dia sangat kelelahan…

Ketika itu datanglah seorang laki-laki dan menawarkan bantuan… Dia memukul batu besar itu dengan kapak dengan sekali pukulan, tiba-tiba batu itu pun pecah!

Ternyata di bawah batu itu terdapat sekantung emas.

Berkatalah laki-laki kedua ini, “Emas ini adalah milikku, karena akulah yang telah memecahkan batu ini!”
Keduanya pun mencari keadilan kepada hakim.

Orang yang bertama berkata, “Hendaknya sebagian harta itu diberikan kepadaku, karena aku telah memukul batu itu sebanyak 99 pukulan, kemudian aku sampai keleahan!”

Laki-laki kedua berkata, “Tidak, harta itu adalah 
milikku seluruhnya, karena akulah yang memecahkan batu itu!”

Hakim itu berkata, “Engkau wahai laki-laki yang pertama, engkau mendapatkan 99 bagian dari harta ini, adapun engkau laki-laki yang memecahkan batu, bagimu satu bagian saja, seandainya laki-laki pertama ini tidak memukulnya sampai 99 kali maka batu itu tidak akan pecah pada pukulan ke 100!”

Sungguh … di dalam kisah ini terdapat pelajaran akhlaq yang agung…

1. Seorang ibu, seorang ibu yang telah berusaha menasihati putranya untuk shalat selama 30 tahun tanpa putus asa, kemudian dia merasa gembira dengan anaknya yang shalat karena pengaruh dari istrinya, meskipun anaknya itu tidak memedulikan nasihat ibunya selama 30 tahun!

2. Mmenantu yang agung akhlaqnya! Dia tidak menyematkan keutamaan kepada dirinya, bahkan dia menjadikan keutamaan itu sepenuhnya milik ibu tersebut, karena ibu itu telah meletakkan asas kepada anaknya, satu demi satu… hingga tersisa satu bagian terakhir, yang disempurnakan oleh dirinya…

Sudahkah anda demikian…

Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian kepada keluargaku”

Prof DR. Ashim al-Qaryuthi

Courtesy Ustadz Fathi Jawas