Selasa, 11 Juni 2013

Al-Fatih, Pemenang Hadist Rosulullah Pembebas Ayasophia


Sudah 11 kali ujicoba sepanjang 8 abad. Kesemuanya gagal. Bahkan di bawah benteng Konstantinopel itu, dimakamkan seorang mujahid yang juga shahabat Nabi; Abu Ayyub al-Anshari radhiallahu anhu.

Semua ujicoba itu untuk membuktikan janji Nabi dan meraih kebesaran dalam sabda beliau,
“Kalian pasti akan menaklukkan Konstantinopel, pemimpinnya adalah pemimpin istimewa dan pasukannya adalah pasukan istimewa.” (HR. Ahmad)
Muhammad al-Fatih. Dialah pemenang hadits Nabi tersebut. Anak muda itu dengan sangat dramatik dan heroik menjebol ketebalan dan ketangguhan benteng legendaris Konstantinopel.

Hari Selasa siang. Saat terlihat orang-orang Kristen berjubel keluar dari Gereja Ortodoks terbesar, Ayasophia. Nampak mereka menghela napas lega. Wajah mereka lusuh tapi tidak bisa menyembunyikan kesenangan. Pasti yang terbayang di benak mereka adalah perbandingan antara tentara mereka ketika memasuki negeri muslim yang selalu menumpahkan darah.

Sementara siang itu, Muhammad al-Fatih mengumumkan di dalam gereja bahwa mereka semua dibebaskan. Tak ada yang dilukai. Tak ada yang dijadikan budak. Tak ada yang dibunuh. Bebas menentukan langkah. Boleh tetap tinggal di kota itu bersama muslimin atau pindah ke kota lain.

Hari itu tanggal 20 Jumadil Ula 857 H, tepatnya 29 mei 1453 M. Shalat Asar adalah shalat pertama yang dilakukan di Konstantinopel tepatnya di Masjid Ayasophia.

Hampir Saja Kemenangan Itu Sirna

Sebelum kemenangan besar itu, persiapan yang dilakukan oleh Muhammad al-Fatih sangatlah panjang dan serius. Tidak tanggung-tanggung. Dari meriam dengan berat berton-ton dibuat oleh pakar yang sengaja didatangkan dari jauh. Hingga benteng al-Fatih yang besar dan kokoh di pinggir Selat Bosphorus. Tak hanya itu, 400 kapal perang pun diproduksi di sekitar Selat Bosphorus.

Pembangunan benteng dan semua persiapan al-Fatih, sangat mengusik Konstantinopel. Mereka sangat takut dan khawatir, karena mereka tahu berhadapan dengan siapa; negeri muslim yang tidak tertandingi di dunia saat itu. Mereka pun tahu tujuan pembangunan benteng gagah dan pembuatan ratusan kapal perang itu.

Selat Bosphorus

Kekhawatiran yang menyeruak di hati para pemimpin Konstantinopel itu membuat mereka memutar otak. Bagaimana caranya agar muslimin menghentikan pembangunan benteng yang masih terus berjalan. Dan mereka pun menemukan jurus ampuh untuk menghentikan semua.

Selalu saja jurus itu terulang sepanjang sejarah Islam. Dan selalu saja jurus itu sangat ampuh memporak-porandakan bangunan rapi dan kuat sebuah jamaah Islam. Negosiasi dunia. Ya, menjual umat dan dakwah dengan harta. Menjadi pengkhianat dakwah dan umat.

Pantas jika kemurkaan Allah bertubi-tubi kepada jenis orang seperti ini,

إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ الْكِتَابِ وَيَشْتَرُونَ بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ مَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ إِلَّا النَّارَ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.” (Qs. Al-Baqarah: 174)

4 jenis adzab yang…naudzubillah min dzalik…

Para pemimpin Konstantinopel sangat tahu harus membidik siapa. Siapa lagi kalau bukan para petinggi Kesultanan Turki Utsmani dan pemimpin tertingginya Muhammad al-Fatih.

Pundi-pundi harta, perhiasan gemerlapan dalam jumlah yang sangat besar ditawarkan kepada para petinggi negeri muslim itu. Semuanya akan diberikan. Hanya dengan satu syarat: Hentikan jihad!

Nah, kesempatan itu terbuka. Kesempatan ‘manis’ untuk menjadi pengkhianat dakwah dan umat. Kalau saja para petinggi Utsmani tergiur ketika itu, maka tak akan pernah mereka meraih kebesaran yang disampaikan Nabi dalam hadits tersebut di atas.

Tetapi mereka semua adalah orang yang telah komitmen untuk menepis semua pengkhianatan terhadap umat dan memilih kemenangan mulia dari Allah. Di bawah kepemimpinan kuat dan shaleh Muhammad al-Fatih.

Dan hasilnya, benteng legendaris Konstantinopel takluk dengan drama yang menakjubkan dan heroik. Kemenangan gemilang itu datang. Kemenangan yang dijanjikan Rasul 8 abad lalu hadir. 
Dengan dikuburnya pengkhianatan terhadap umat.

Maka kita semakin paham mengapa Rasulullah memuji al-Fatih 8 abad sebelum ia lahir, “…Panglima yang hebat…!”

Muaranya Adalah Rasulullah…

Semua keteguhan al-Fatih dan pasukannya adalah semangat besar yang bisa kita lihat pada Rasulullah. Sumber semua keteguhan. Sumber semua keteladanan.

Dakwah Islam di Mekah ketika itu, tidak bisa dibendung perkembangannya. Berbagai upaya thoghut menghentikan dakwah tidak membuahkan hasil. Bahasa lembut meminta baik-baik agar dakwah dihentikan sudah mereka lakukan. Ancaman kepada pemimpin tertinggi dakwah; Rasulullah, sudah mereka keluarkan.

Hasilnya justru mengejutkan. Hanya dalam 3 hari saja, dua tokoh besar Quraisy menyatakan diri bergabung dengan barisan Rasulullah; Hamzah kemudian Umar radhiallahu anhuma. Mekah gempar!

Dakwah tidak bisa dihentikan. Maka, mereka mengeluarkan jurus jitu itu. Setelah kesepakatan rahasia di antara musuh Islam, maka jubir mereka Abul Walid Utbah bin Rabiah menghadap Rasulullah. Membawa segepok tawaran dunia.

Mari kita ikuti ‘kalimat manis’ penghancur dakwah, “Wahai anak saudaraku, sesungguhnya Anda –sebagaimana yang Anda ketahui- berasal dari keluarga yang baik, nasab yang mulia. Anda telah membawa hal baru yang menghebohkan, yang membelah kebersamaan mereka, melenyapkan impian mereka, merendahkan tuhan dan agama mereka, mengkafirkan nenek moyang mereka. Maka dengarkanlah aku, aku tawarkan sesuatu, semoga Anda bisa menerima sebagiannya.”

Rasulullah, “Katakan hai Abul Walid, aku dengarkan.”

Abul Walid, “Wahai anak saudaraku, jika yang Anda inginkan dari semua ini adalah harta, kita siap mengumpulkan harta-harta kami untukmu hingga Anda menjadi orang yang paling berharta di antara kami. Jika Anda ingin kemuliaan, kita jadikan Anda tokoh kami dan kami tidak memutuskan masalah tanpamu. Jika Anda ingin kekuasaan, kami jadikan Anda penguasa kami. Tetapi jika itu adalah gangguan yang tidak bisa Anda lawan, kita carikan tabib untuk mengobati Anda. Kita akan keluarkan biaya dari harta kami hingga Anda sembuh.”

Rasulullah, “Sudah selesai hai Abul Walid?”

Abul Walid, “Sudah.”

Rasulullah, “Sekarang, dengarkan saya!”

Dan inilah jawaban Qur’ani yang menegaskan sikap Rasulullah yang tidak mungkin menjadi pengkhianat penjual dakwah.

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan. Mereka berkata: “Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula).” (Qs. Fushshilat: 1-5)

Nabi terus membaca ayat demi ayat hingga sampai ayat sajdah dalam surat tersebut. Nabi pun bersujud. Kemudian berkata, “Abul Walid, Anda sudah mendengar. Itulah Anda!”

Tegas sekali. Rasulullah tegas menolak negosiasi dunia untuk menggadaikan dakwah ini.

Sejarah Pasti Berulang

Kita mesti belajar langsung dari Rasulullah dan dari orang yang dipuji kehebatannya oleh Rasulullah; Muhammad al-Fatih.

Rasulullah wafat dan Madinah telah menjadi negara Islam yang kokoh. Kemenangan demi kemenangan terus diukir oleh para alumni tarbiyah Rasulullah.

Muhammad al-Fatih wafat dan kebesaran kesultanan Turki Utsmani, terutama penaklukan bersejarah benteng Konstantinopel begitu harum dan menyeruak sepanjang zaman.

Rasulullah dan al-Fatih menolak mentah-mentah negosiasi dunia. Tegas mengubur pengkhianatan dengan semua variabelnya.

Kemenangan penuh izzah pun memihak mereka. Kemenangan yang selalu dicatat harum oleh sejarah. Dan sejarah pun berulang. Nashran ‘Aziza (kemenangan penuh izzah) akan diraih oleh muslimin, manakala para petingginya tahan terhadap berbagai macam tawaran gemerlap dunia dari musuh dakwah.

Hari ini, Ayasophia tak lagi berfungsi sebagai masjid. Kita kehilangan simbol besar kemenangan umat Islam di Turki.

Para pemimpin muslimin harus berani berkata tidak pada pengkhianatan dakwah dan umat. Agar kita bisa Shalat Asar di Masjid Ayasophia. Seperti Muhammad al-Fatih.

Oleh: Budi Ashari (Penggiat Parenting Nabawiyah, Kuttab Al Fatih) 

Ulama Syaikh Al Qaradhawi Serukan ‘Hari untuk Suriah’ pada Jum’at 14 Juni 2013


Persatuan Ulama’ Islam Sedunia yang diketuai oleh Syaikh Prof. Dr.Yusuf Al Qaradhawi dalam pernyataan media terbaru menyeru seluruh umat Islam di dunia untuk menjadikan hari Jum’at tanggal 14 Juni 2013 sebagai “Hari untuk Suriah”.

Pernyataan tersebut menyeru umat Islam turun ke jalan-jalan raya untuk menyatakan dukungan kepada rakyat Suriah khasnya di Al Qusyair serta mengutuk keterlibatan tentara Hizbusy Syaithan (Syiah Hizbullah Lebanon) dan milisi dari Iran serta pasukan bersenjata Syiah yang lain dalam memberikan bantuan kepada rezim Suriah.

Sementara Ikhwan Muslimin Mesir melalui sayap politiknya, Parti Kebebasan dan Keadilan (FJP) mengumumkan ulama’ Islam seluruh dunia akan berkumpul di Kairo Mesir selama dua hari, 13 dan 14 Juni ini 
bagi memusyawarahkan isu Suriah.

Perang selama 26 bulan di Suriah meleetus selepas pasukan yang setia kepada Presiden Basyar Al Assad, yang tergolong dalam Syiah Alawiyah Nushairiyah, melancarkan tindakan keras atas tuntutan demokrasi.

Konflik tentara rezim Basyar Al Assad ini didukung oleh Iran dan Syiah Hizbullah Lebanon terhadap Mujahidin, telah menimbulkan korban jiwa sekurang-kurangnya 94,000 orang.

Mufti Besar Arab Saudi Mendukung Syaikh Al Qaradhawi

Pada hari Kamis lalu, mufti besar Arab Saudi Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh mendorong pihak pemerintah dan ulama lain untuk menghukum Hizbullah karena campur tangan dalam perang Suriah.

“Kami menyeru kepada semua ahli-ahli politik dan ulama mengambil langkah-langkah yang besar terhadap kumpulan mazhab yang menjijikkan ini (Hizbullah) dan semua orang yang mendukungnya,” kata Mufti Besar Arab Saudi.

Sebelum itu, beliau menyokong pendirian Syaikh Al Qaradhawi. “Kami mendukung Al Qaradhawi dalam pendirian dan panggilan di atas. Semua ulama di dunia Islam untuk bersatu padu dan bekerjasama dalam masa kritis ini dalam sejarah,” katanya.(fimadani) 

Senin, 10 Juni 2013

Kisah Binatang yang Mengutuk Perzinaan


Secara fitrah manusia menganggap zina adalah perbuatan keji dan kotor. Namun akibat akal yang ditutupi gelora syahwat serta godaan syetan yang demikian gencar menjadikan manusia lupa akan fitrahnya ini, mereka pun akhirnya hanyut dan tenggelam dalam kubangan lumpur perzinaan yang menjijikkan.

Ternyata tak hanya manusia yang menganggap perzinaan sebagai dosa besar, bahkan hewan pun menganggapnya sebagai sebuah kesalahan yang pelakunya patut dihukum. Berikut beberapa kisah yang diriwayatkan dalam hadits tentang kebencian binatang terhadap perzinaan.

• Imam Al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dari Amr bin Maimun rahimahullah: Dari ’Amr bin Maimun, dia berkata:

“Saya pernah melihat pada masa jahiliah ada seekor kera yang berzina, lalu beberapa kera berkumpul untuk merajamnya, lalu saya ikut merajam bersama mereka.”

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari membawakan kisah ini secara lebih lengkap.

"Suatu saat ketika saya berada di Yaman menggembala kambing milik keluarga saya dan saya berada di tempat yang tinggi. Saya melihat ada seekor kera jantan bersama kera betina berdua-duaan lalu mereka berdua tidur berpelukan. Tiba-tiba datang kera jantan lain yang lebih kecil (muda) lalu menggoda kera betina itu. Kemudian kera betina secara pelan-pelan keluar dari pelukan jantannya kemudian pergi bersama kera muda tadi lalu keduanya berjima’ dan saya melihatnya, lalu betina itu kembali ke pelukan jantannya dengan pelan-pelan. Tiba-tiba kera jantan yang pertama bangun dan kaget kemudian mencium dubur betina lalu berteriak sehingga berkumpullah kera-kera yang cukup banyak. Sang jantan terus berteriak sembari mengisyaratkan tangannya ke betina. Kera-kera itu akhirnya pergi ke kanan dan ke kiri lalu mereka 
datang membawa kera muda yang aku kenal tadi. Setelah itu mereka membawa keduanya ke lubang kecil kemudian merajam keduanya. Sungguh aku telah melihat rajam pada selain anak adam. (Shahih. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam Shohih-nya 3849. Lihat Fathul Bari 7/201–202, Ta‘wil Mukhtalifil Hadits hlm. 473–474 Ibnu Qutaibah)

• Mirip dengan kisah ini, apa yang diceritakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, beliau berkata:

“Sebagian syaikh terpercaya bercerita kepadaku bahwa dia melihat di masjid suatu jenis burung bertelur, lalu ada seorang mengambil telurnya dan menggantinya dengan telur jenis burung lainnya. Tatkala telur burung itu menetas, maka yang keluar adalah jenis lain. Serta merta mengetahui hal itu, maka sang jantan langsung memanggil kawan-kawannya sehingga mereka semua mengeroyok si betina sampai mati. Seperti ini sangatlah populer dalam kebiasaan binatang.” (Majmu’ Fatawa 15/147)

• Imam Abu Ubaidah Ma’mar bin Mutsanna rahimahullah menyebutkan dalam Kitabul Khoil dari jalur al-Auza’i bahwa ada seekor kuda diperintah untuk menggauli ibunya maka dia enggan. Akhirnya, ibu kuda tadi dimasukkan ke rumah dan ditutupi kain lalu diperintahkan kepada anaknya untuk menggaulinya. Karena dia tidak tahu, maka ia pun menggaulinya. Tatkala ia mencium aroma ibunya serta-merta ia menggigit dzakarnya sendiri dengan giginya sampai putus.” (Fathul Bari 7/203)

• Kisah yang mirip juga adalah kisah kecemburuan seekor sapi yang bunuh diri karena dia telah menggauli ibunya sendiri. Alkisah, sapi tersebut ditutup matanya lalu diseret ke ibunya agar menggaulinya. Setelah proses pengawinan selesai, dibukalah mata sapi tadi, dan ketika dia tahu bahwa yang ia gauli adalah ibunya sendiri maka serta-merta sapi tersebut langsung lari terbirit-birit menghantamkan kepalanya ke tembok sehingga berlumuran darah, lalu lari dengan gila menuju sungai kemudian menenggelamkan dirinya hingga mati!! (Hal Ataka Hadits Rofidhoh hlm. 125 — Maktabah Syamilah)

Subhanalloh, jika binatang saja memiliki cemburu seperti itu, lantas bagaimana dengan dirimu wahai manusia?!!! 

Minggu, 09 Juni 2013

Terusan Suez Adalah Karya Master Piece Umar bin Khattab


Banyak yang belum tahu , bahwa ternyata Terusan Suez ternyata adalah sebuah karya agung berdasar ide dan gagasan cemerlang sekaligus membuktikan kejeniusan Amirul Mukminin Umar Bin Khaththab raddiyallahu’anhu. Ide jenius beliau menghubungkan Laut Merah dan Laut Putih Tengah karena adanya berbagai potensi domestik yang sudah dikenal pada zamannya. Juga kejeniusan beliau patut kita berbangga karenanya, adalah kemampuan beliau mewujudkan proyek tersebut dalam waktu relatif singkat sehingga terusan tersebut bisa dilalui oleh kapal-kapal.
Di musim dingin tahun 641-642 M, Amru bin Ash ra. membuka terusan yang menghubungkan antara laut Qalzim dengan Laut Romawi atau di posisinya sekarang, dikenal dengan nama Terusan Amirul Mukminin.

Al Qadha’i bercerita, Umar bin Khattab ra. menginstruksikan pada Amru bin Ash ra. pada saat musim paceklik untuk mengeruk teluk yang berada di samping Fusthath kemudian dialiri air sungai Nil hingga laut Qalzim.
Belum setahun, teluk inipun sudah bisa dilalui oleh kapal dan digunakan untuk mengangkut logistik ke Mekkah dan Madinah. Teluk ini juga dimanfaatkan penduduk dua tanah suci itu hingga disebut Teluk 
Amirul Mukminin.
Al Kindi bertutur bahwa teluk tsb dikeruk pada tahun 32 H dan selesai hanya dalam waktu 6 bulan. Kapal-kapal sudah bisa lalu lalang menyusuri teluk hingga sampai di Hijaz bulan ke tujuhnya.

Terusan ini sangat membantu penduduk Mesir hingga era Khalifah Abu Ja’far Al Manshur , yang dibendungnya untuk memutus aliran dan dukungan Mesir terhadap perlawanan Muhammad bin Abdullah bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib di Hijaz.

Sebagian sejarah juga menyebut, bahwa Amru bin Ash telah memikirkan untuk menghubungkan 2 laut putih dan Merah , namun tampaknya yang dimaksud adalah terusan lain, yang membelah antara Selat Timsah dengan Barzah, antara Mesir dan Sinai hingga Laut Tengah. Tapi rencana ini dibatalkan karena alasan pertimbangan militer yang ada pada zaman itu.

Pada masa Khilafah Utsmaniyyah, teluk ini dibersihkan tiap tahun. Musim dingin, teluk ini biasanya ditutup karena dikeruk dan dibersihkan seperti perayaan. (biasanya bulan Agustus). Lumpur yang dikeruk lalu diangkat dan ditimbun di samping kanan-kiri aliran teluk. dan ini sungguh menarik perhatian penduduk setempat.

Sumber : mediaumat.com